Sikapmu yang terus terpaku pada kenangan hanya akan membuatmu tertahan di satu momen kehidupan. Romantisme yang kamu dambakan di masa depan tetap akan kamu dapatkan, janganlah khawatir soal itu. Hanya saja (mungkin), kamu akan menikmatinya bersama orang lain.
Memang kenangan akan sulit dilupakan. Dia akan selalu muncul dalam setiap jejak langkah. Namun, jangan selalu mempertimbangkan sebuah kenangan dalam keadaan krisis ketika menjalin hubungan. Cobalah untuk menatap ke depan dan berhitung resiko yang sebenarnya terlihat dari karaktermu dan dirinya. Percayalah, bahwa harga sebuah perpisahan adalah pertemuan lain yang lebih membahagiakan.
Kisah cinta memang tak bisa diduga, namun kamu dapat memperkirakannya dengan membaca pertanda. Rasakanlah alirannya, dari situ kamu juga bisa mengerti apakah kalian mengarungi arus yang sama atau justru berlainan.
Jangan dulu terjebak pada pernyataan bahwa perasaan beda jauh dengan logika.
Kamu serasa ingin pergi, namun perasaan menghalangi. Kebanyakan pasangan berada di dua kutub keputusan macam itu.
Namun, jika kamu adalah pribadi yang matang dalam mengenal cinta, maka kamu memiliki cara supaya logika dan perasaan berjalan beriringan. Sehingga kisah cintamu akan berjalan utuh dan penuh, tidak terpisah hanya urusan perasaan, namun juga mempertimbangkan kontribusi logika.
"Tidak ada salahnya mengambil keputusan realitis dalam cinta. Itu bukan tanda kamu tak berperasaan, melainkan wujud kedewasaan dalam memandang suatu hubungan." (kmz)
No comments
Post a Comment